Senin, 10 November 2008

Penyerapan Anggaran Deperin Capai 12,97 Persen

Penyerapan Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA) Departemen Perindustrian pada Januari sampai 15 Mei 2007 mencapai 12,97 persen dari total anggaran tahun ini sebesar Rp1,899 triliun.

Hal itu dikemukakan Sekjen Deperin, Agus Tjahajana, pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR yang membahas serapan anggaran 2007 dan RAPBN 2008, di Jakarta, Senin.

"Pencapaian realisasi anggaran Deperin per Mei 2007 masih rendah," ujar Agus mengakui.

Hal itu, kata dia, antara lain disebabkan oleh sejumlah kegiatan yang harus melalui proses lelang belum sepenuhnya teralisasi pembayarannya.

Ia mencontohkan bantuan pengadaan mesin peralatan usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah sebesar Rp106 miliar atau 22 persen dari alokasi anggaran Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM)
meskipun telah selesai lelangnya, namun belum dilakukan pembayaran.

Demikian pula dengan program pembangunan pabrik biodiesel skala kecil beserta peralatan sebesar Rp69 miliar atau 36,5 persen dari alokasi anggaran Dirjen Industri Agro dan Kimia masih dalam proses tender.

Selain itu, lanjut Agus, kegiatan swakelola seperti workshop dan sosialisasi serta pelatihan belum dilaksanakan, karena menunggu hasil studi pihak ketiga yang dilakukan melalui proses lelang.

Agus juga mengatakan hambatan lain yang menyebabkan masih rendahnya daya serap anggaran Deperin adalah lambannya persetujuan anggaran restrukturisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) oleh Departemen Keuangan sebesar Rp255 miliar.

"Anggaran restrukturisasi TPT tersebut baru disetujui pada Mei 2007, padahal anggaran tersebut 71,42 persen dari alokasi anggaran Dirjen ILMTA (Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka)," katanya.

Sementara itu, Sekjen Departemen Perdagangan, Hatanto Reksodiputro, mengatakan sampai akhir April 2007 penyerapan anggaran departemen tersebut mencapai sekitar 16,28 persen dari total anggaran 2007 sebesar Rp1,604triliun.

"Penyerapan anggaran lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,7 persen," katanya. (*)

Tidak ada komentar: