Selasa, 18 November 2008

Pemerintah akan Fokus Perkuat Industri Tahu Tempe

Pemerintah melalui Departemen Perindustrian (Depperin) akan fokus memperkuat Industri Kecil Menengah (IKM) tahu tempe dalam jangka menengah maupun panjang, sehingga mampu menghadapi gejolak apa pun termasuk harga kedelai dunia.

"Kami lebih fokus pada upaya perbaikan proses produksi, bagaimana IKM tempe dan tahu mampu berproduksi dengan benar," ujar Dirjen IKM Depperin, Fauzi Aziz, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan anggaran Depperin untuk IKM lebih pada program penguatan IKM agar mampu mandiri dan berdaya saing.

"Kami tidak memberi bantuan berupa modal kerja," ujarnya menjawab pertanyaan kemungkinan Depperin memberi bantuan modal kerja di tengah naiknya biaya produksi tempe tahu akibat naiknya harga kedele.

Ia mengatakan penurunan bea masuk (BM) kedele bisa menjadi "obat" sementara guna meringankan biaya produksi IKM tempe dan tahu, yang selama ini mengandalkan bahan baku kedele impor.

"Sekitar 70-80 persen kedele untuk IKM tempe dan tahu, masih diimpor, sementara produksi kedele domestik mengalami penurunan. Produksi kedela domestik tahun lalu hanya sekitar 610 ribu sampai 620 ribu," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Fauzi yang juga hadir pada rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian yang antara lain membahas rencana penurunan BM kedele, Mentan mendukung rencana pemerintah menurunkan BM impor kedele.

Apalagi, kata dia, Mentan mengakui saat ini lahan pertanian kedele juga mengalami penurunan karena petani mengalihkan tanamannya. Ia mencatat sekitar 18 persen lahan kedele beralih ke Jagung, dan empat persen ke padi.

Padahal di satu sisi, permintaan tempe dan tahu terus meningkat, sementara produksi domestik tidak bisa diandalkan dan harga kedele dunia melonjak dari 300 dolar AS menjadi 600 dolar AS per ton.

Oleh karena itu, kata dia, kenaikan harga kedele sangat memukul IKM tempe dan tahu yang jumlahnya mencapai sekitar 92 ribu unit usaha.

"Sebagian besar atau 80 persen berada di Pulau Jawa, dan sisanya 20 persen berada di luar Jawa," katanya. (*)

Tidak ada komentar: