Senin, 24 November 2008

PM Xanana Lakukan Pembicaraan Dengan Presiden Yudhoyono

Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, Selasa, dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa siang.

Xanana tiba di Indonesia pada Senin (28/4) untuk melakukan kunjungan kenegaraan hingga Rabu (30/4).

Presiden Yudhoyono dijadwalkan menerima secara resmi kunjungan Xanana di Istana Merdeka, Selasa pada pukul 10.00 WIB dengan upacara kenegaraan.

Setelah melakukan pembicaraan bilateral, keduanya akan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dan Timor Leste di bidang perdagangan yang ditandatangani Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri Timor Leste, Gil Da Costa Alves.

Juga akan akan ditandatangani nota kesepahaman di bidang kerja sama teknik perdagangan antara kedua negara.

Kedua negara juga akan menandatangani nota kesepahaman kerja sama bantuan teknis untuk pengembangan industri kecil menengah (IKM).

Di bidang pengawasan bahan pangan dan obat-obatan, kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama bantuan teknis yang ditandatangani Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI Husniah Rubiana Thamrin dan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Timor Leste, Nelson Martins.

Setelah bertemu dengan Presiden Yudhoyono, pada pukul 14.30 WIB rombongan Perdana Menteri Timor Leste akan bertemu dengan pimpinan DPR dan MPR.

Pada Rabu (30/4) Xanana dijadwalkan akan bertemu dengan pimpinan TNI, mengadakan jamuan makan siang dengan kalangan pengusaha RI dan berkunjung ke Markas Besar Kepolisian RI.

Rombongan perdana Menteri Timor Leste akan kembali ke Dili pada Jumat (1/5). (*)


RI-Timor Leste Tandatangani Kerjasama di Sejumlah Bidang

Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Timor Leste mengikat kerjasama di sejumlah bidang, dalam kerangka persahabatan untuk mengatasi sejumlah masalah di negara termuda di Asia Tenggara itu.

Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao, dalam keterangan pers usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, mengatakan melalui kerjasama antar kedua negara, maka satu demi satu masalah di negara tersebut diharapkan dapat selesai.

"Kami percaya dengan persahabatan dan kerjasama ini dapat memberikan keuntungan dan manfaat bagi kedua pihak," katanya.

Ia menambahkan masalah utama yang saat ini dihadapi oleh Timor Leste salah satunya adalah kemiskinan.

"Kami juga mengharapkan kerjasama ini bisa membantu menyelesaikan masalah kemiskinan," paparnya.

Sementara itu, Presiden Yudhoyono mengatakan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Xanana, sejumlah hal dibicarakan, antara lain isu bilateral dan isu regional.

"Sejumlah hal yang dibicarakan adalah tindak lanjut kerjasama teknis dan pembangunan. Kita juga menindaklanjuti Timor Leste development partners meeting yang dilakukan beberapa waktu lalu," kata Presiden.

Presiden menambahkan kerjasama di bidang pendidikan juga akan ditingkatkan, termasuk pembahasan lebih jauh tentang prosedur visa pelajar bagi mahasiswa dan pelajar asal Timor Leste yang akan menempuh pendidikan di Indonesia.

"Saya sangat menghargai adanya Indonesian Language dan Cultural Centre di Dili," kata Yudhoyono.

Di bidang penerapan pemerintahan yang bersih dan pemberantasan korupsi, masih menurut Kepala Negara, Timor Leste juga menghendaki adanya kerjasama dengan asistensi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia untuk sistem anti korupsi di Timor Leste.

Dalam kesempatan itu ditandatangani satu kesepakatan kerjasama dan tiga nota kesepahaman kerjasama antara kedua negara.

Perjanjian kerjasama bidang perdagangan ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri Timor Leste, Gil da Costa Alves.

Mereka juga menandatangani Nota Kesepahaman kerjasama teknis di bidang pengembangan perdagangan.

Nota Kesepahaman kerjasama teknis untuk pengembangan industri kecil menengah (IKM) juga ditandatangani oleh Menteri Perindustrian Fahmi Idris dan Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri Timor Leste Gil da Costa Alves.

Terakhir, nota kesepahaman kerjasama di bidang pengawasan obat dan makanan ditandatangani oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Husniah Rubiana Thamrin Akib, dan rekannya dari Timor Leste, Nelson Martins. (*)

Depperin Bentuk Klaster Pompa Air

Departemen Perindustrian bersama dunia usaha membentuk klaster pompa air guna mensinergikan produsen pompa air bermerek dengan industri kecil menengah (IKM) sebagai pemasok komponennya.

"Klaster tersebut sudah jadi dan kini sedang berjalan, dimotori Panasonic," kata Direktur Industri Elektronik Depperin Abdul Wahid, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, dengan pembentukan klaster tersebut maka diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk tersebut di pasar domestik maupun ekspor.

Diakuinya, kerja sama antara produsen pompa air bermerek dengan IKM dimotori oleh perusahaan elektronik Jepang yang sahamnya juga dimiliki pengusaha lokal, Rachmat Gobel, yaitu Panasonic.

"Panasonic telah membuat ikatan kerja dengan sejumlah IKM di Ceper dan Tegal (Jawa Tengah) untuk memasok komponen pompa air," katanya.

Ia berharap, produsen pompa air bermerek lainnya juga ikut serta dalam klaster pompa air tersebut, guna meningkatkan daya saing produk pompa air nasional, di samping meningkatkan kemampuan dan kinerja IKM di dalam negeri.

"Pompa air merupakan produk stategis, karena banyak dibutuhkan masyarakat, terkait kesehatan dan penyediaan air bersih," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pompa air termasuk dalam enam barang elektronik yang menjadi prioritas pengembangan industri elektronik dalam negeri, di samping televisi, lemari es, mesin cuci, pengatur suhu dalam ruangan (AC), dan kipas angin.

GM PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Daniel Suhardiman mengakui, saat ini pihaknya tengah melakukan kerja sama dengan sejumlah IKM di daerah antara lain PT Pascal (Bekasi) dan PT Krida (Pati) untuk memasok komponen pompa air.

"Saat ini 90 persen komponen pompa air sebenarnya sudah bisa dibuat di dalam negeri, dan tinggal kesediaan pemegang merek untuk melokalkannya," ujar Daniel.

Ia mengatakan pembentukan klaster sangat penting untuk memperkuat struktur industri tersebut dan meningkatkan kemampuan IKM nasional.

Diakuinya, dalam membangun kerjasama dengan IKM nasional butuh kemauan dan kerja keras, terkait pembinaan yang harus terus menerus agar komponen yang dibuat sesuai standar kepresisiannya.

Lebih jauh Daniel menilai pasar pompa air sangat potensial di Indonesia yang memiliki lebih dari 55 juta kepala keluarga dan masih membutuhkan air bersih.

"Penjualan pompa air di dalam negeri sendiri mencapai sekitar 1,8 juta per tahun, dan stabil pada angka itu," katanya. (*)

Presiden Terima Xanana pada Selasa

Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, Xanana direncanakan akan diterima secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa, 29 April 2008, di Istana Merdeka, Jakarta.

Xanana menurut rencana tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin 28 April 2008 pukul 20.00 WIB.

Presiden dan Xanana, menurut Dino, akan mengadakan pertemuan bilateral untuk membahas perkembangan terkini hubungan kedua negara.

Xanana dalam kunjungannya ke Indonesia didampingi oleh sembilan menteri Timor Leste, yaitu Menteri Luar Negeri, Menteri Kehakiman, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, Menteri Administrasi Negara dan Tata Wilayah, Menteri Ekonomi dan Pembangunan, Menteri Infrastruktur, Menteri Pariwisata, Industri dan Perdagangan, serta Menteri Pertanian dan Perikanan.

Presiden dan Xanana dijadwalkan menyaksikan penandatanganan empat nota kesepahaman perjanjian di antara kedua negara, yaitu perjanjian perdagangan, perjanjian kerjasama teknik di bidang perdagangan, kerjasama di bidang industri kecil menengah (IKM), serta kerjasama teknik di bidang pengawasan obat dan makanan.

Selama kunjungan lima hari di Indonesia mulai 28 April 2008 hingga 2 Mei 2008, PM Timor Leste dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Ketua DPR, Ketua MPR, Panglima TNI dan Kapolri.

Xanana juga dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan kalangan usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta memberikan kuliah umum pada forum "Indonesian Council on World Affairs".

Kunjungan lima hari Xanana di Indonesia merupakan kunjungannya yang pertama sejak dilantik sebagai PM Timor Leste pada Agustus 2007. (*)

Selasa, 18 November 2008

Dunia Usaha Tunggu Pemerintah Manfaatkan FTA RI-Jepang

Kalangan dunia usaha menantikan langkah cepat pemerintah memanfaatkan kerangka Kerjasama Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) guna mendorong kinerja dunia usaha dan meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia (SDM).

Dalam diskusi dengan sejumlah asosiasi dan Kadin Indonesia, di Jakarta, Rabu, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah cepat memperbaiki berbagai masalah internal untuk mendapatkan manfaat besar dari IJEPA bagi perekonomian nasional.

"Dalam IJEPA, sekitar 75 persen adalah pekerjaan pemerintah," ujar Gunadi yang juga Presdir Grup Indomobil itu.

Ia mengatakan, sejauh ini pasar Indonesia yang besar belum mampu menarik secara optimal investasi perusahaan Jepang dibandingkan dengan negara lain seperti Thailand, karena masalah kelangkaan infrastruktur baik secara fisik maupun non-fisik.

Ia mencontohkan di sektor otomotif, jumlah perusahaan Jepang yang menanamkan modal di Thailand mencapai sekitar 1.000 perusahaan, sedangkan di Indonesia hanya sekitar 236 perusahaan.

"Pemerintah harus menyelesaikan PR (pekerjaan rumah) nya dengan segera, seperti membangun infrastruktur, serius menegakkan hukum, harmonisasi tarif, dan lain-lain, agar kita bisa memiliki posisi tawar yang baik untuk meminta kerjasama dalam kerangka IJEPA," katanya.

Ia menyebutkan sampai saat ini masih terjadi disharmonisasi tarif, terutama di sektor komponen. Menurut dia, tarif bea masuk (BM) impor komponen jadi lebih rendah dibandingkan setengah jadi ataupun bahan baku, sehingga orang enggan membangun pabrik di Indonesia, karena impor barang jadi lebih murah.

Gunadi yang juga menjadi salah satu Ketua Komite Kadin Indonesia mengharapkan pemerintah juga fokus pada pengembangan kerja sama membangun kemitraan untuk mengembangkan SDM yang trampil untuk mendukung pengembangan industri nasional.

Terkait dengan hal itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan, Rachmat Gobel mengatakan, pemerintah bisa memanfaatkan perusahaan patungan Indonesia-Jepang untuk mendorong kemitraan dengan industri kecil menengah (IKM) guna meningkatkan kapasitas perusahaan dan SDM di Indonesia.

"Pemerintah perlu membuat strategi membangun kemitraan perusahaan besar dengan IKM sehingga produk berteknologi rendah segera dialihkan ke IKM, sedangkan perusahaan besar didorong mengembangkan produk dengan teknologi terbaru sesuai tren pasar global," ujarnya.

Untuk itu, kata Rachmat yang juga Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ), pemerintah perlu memberikan insentif baik berupa pajak penghasilan (PPh) badan agar perusahaan besar mau melakukan alih teknologi dan kemitraan dengan IKM, sekaligus melatih SDM lebih trampil lagi.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Mold & Dies Indonesia (IMDIA) Heru Santoso menambahkan, tanpa insentif kemitraan yang menarik perusahaan besar sulit melakukan kerjasama dengan IKM dan membangun SDM agar lebih trampil dan siap pakai mendukung pengembangan industri nasional.

"Sistem Bapak Angkat dalam pengembangan industri harus dihidupkan lagi agar infrastruktur pengembangan industri seperti SDM yang trampil dan pembangunan infrastruktur fisik lainnya bisa terselesaikan," katanya. (*)

Indonesia Berpartisipasi di Expo Prado Uruguay

Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam Pameran Internasional Expo Prado di Montevideo, Uruguay, dalam rangka mempromosikan potensi dagang, ekonomi dan budaya Indonesia di luar negeri, pada tanggal 10-21 September 2008.

Menurut keterangan resmi dari Departemen Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa, partisipasi Indonesia dalam Expo Prado itu merupakan bagian dari Promosi Terpadu Indonesia di kawasan Amerika Latin.

Paviliun Indonesia yang menempati ruangan seluas 500 meter persegi, dibuka secara resmi pada 10 September oleh Dirjen Amerika dan Eropa, Retno LP Marsudi dan Walikota Montevideo, Ricardo Ehrlich disaksikan oleh Dubes RI untuk Uruguay, Sunten Z Manurung dan Direktur Jenderal Promosi Dagang dan Investasi, Kemlu Uruguay, Carlos Gitto.

Paviliun Indonesia yang dihias secara menarik dengan berbagai kesenian tradisional Indonesia dipenuhi oleh display produk dari 21 pengusaha industri kecil menengah (IKM) serta dua perusahaan besar yaitu Mustika Ratu dan Pindad.

Barang-barang yang dipamerkan antara lain terdiri dari produk garmen, furniture, dan handicrafts cukup menarik perhatian warga Uruguay yang berkunjung.

Acara pembukaan Paviliun Indonesia dalam Expo Prado itu juga dimeriahkan oleh pertunjukan budaya Indonesia berupa Tari Yapong dan Tari Pertama sebagai tarian selamat datang untuk para tamu. Di samping itu diputar pula VCD promosi wisata Indonesia yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Spanyol.

Selain pertunjukan tari pada acara pembukaan paviliun, tim kesenian KBRI Buenos Aires juga menghibur pengunjung pameran di panggung utama Expo dari tanggal 11-14 September 2008.

Sehari sebelum pembukaan Pameran Indonesia, Dirjen Amerop dengan didampingi Dubes RI Sunten Z Manurung dan Direktur Amerika Selatan dan Karibia, R Prayono Atiyanto telah mengadakan pertemuan dengan Menlu Uruguay, Gonzalo Fernandez. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral yang sudah terjalin baik dan mewujudkan berbagai Nota Kesepahaman (MoU) yang belum terlaksana.

Kedua pihak juga sepakat memaksimalkan potensi masing-masing dalam bidang perdagangan dan investasi. Kesepakatan itu dijabarkan dalam draft perjanjian di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan kerjasama teknis serta pembuatan MoU di bidang promosi dan perlindungan investasi yang diharapkan akan ditandatangani pada tahun 2009.

Sebagai rangkaian dari Promosi Terpadu Indonesia di Uruguay, KBRI Buenos Aires juga memprakarsai penyelenggaraan seminar Promosi Investasi pada tanggal 11 September 2008. Seminar bertema "Strategic Cooperation Indonesia-Uruguay: Business and Investment Opportunity" tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Kadin Uruguay.

Seminar yang diikuti oleh peserta dari kalangan pengusaha dan investor Uruguay serta beberapa pengusaha Indonesia peserta pameran Expo Prado itu dibuka oleh Dubes RI, Sunten Z. Manurung dan Direktur Asia, Afrika dan Oceania Kemlu Uruguay, Dubes Alberto Voss Rubio.

Pembicara utama seminar itu Wakil Ketua BKPM bidang Promosi Investasi, Darmawan Djayusman dalam makalahnya antara lain menyampaikan berbagai peluang investasi yang tersedia di Indonesia, sektor-sektor yang menjadi prioritas serta kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia bagi para investor asing.(*)

Depperin Fasilitasi Promosi IKM Secara Online

Departemen Perindustrian (Depperin)memfasilitasi promosi produkindustri kecil menengah (IKM) melalui internet dengan memberikan pelatihan gratis dalam pembuatan situs promosi dan transaksi online.

"Sejak 2006, kami menjalin kerjasama dengan Mitsubishi dalam rangka meningkatkan kemampuan IKM untuk mendapatkan akses pasar untuk menawarkan produk-produknya untuk pasar lokal maupun global. Bentuk kerjasamanya dalam hal melatih IKM memanfaatkan internet dan membuat website," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kelanjutan kerjasama tersebut hingga 2009 di Jakarta, Senin.

Hingga akhir 2007, sebanyak 323 perusahaan telah tergabung dalam situs www.smallindustry-indonesia.com dan sebanyak 22 diantaranya telah melakukan transaksi online.

"Kita mau sebanyak-banyaknya (IKM terlibat), tapi program ini tidak bisa dipaksa," ujarnya.

Tahun ini, Depperin menargetkan 300 perusahaan baru yang dilatih dan tergabung dalam situs promosi bersama itu. MoU yang ditandatangani oleh Dirjen IKM Fauzi Aziz dan Kepala Perwakilan Mitsubishi Corporation, Teramura itu bernilai 10 juta yen (sekitar Rp842 juta).

"Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kamu," ujar Teramura.

Upaya tersebut diharapkan dapat semakin memperkuat daya saing IKM yang sumber daya manusianya sebagian besar berpendidikan menengah ke bawah.

Depperin mencatat beberapa kendala utama dalam pengembangan IKM antara lain penguasaan teknologi produksi terbatas, pengetahuan pemasaran yang terbatas dan kurangnya pengetahuan tentang aspek pembiayaan serta sistem akuntasi sederhana yang menjadi prasyarat dalam memperoleh akses lembaga keuangan.

Selama ini, IKM memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional terutama untuk penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja. Hingga 2007, tercatat sebanyak 3,4 juta IKM yang menyerap 9,3 juta tenaga kerja serta menyumbang ekspor sebesar 9,4 miliar dolar AS.(*)

Pertumbuhan Industri Diprediksi Tertekan Jadi 5-5,5 Persen

Gejolak perekonomian dunia yang dipengaruhi kenaikan harga minyak bumi, pangan, dan masalah moneter yang berujung pada rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan dapat menekan pertumbuhan industri nasional hingga berkisar antara 5-5,5 persen.

"Bisa jadi (demikian)," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris, seusai penandatanganan nota kesepahaman Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) dengan Mitsubishi Corporation mengenai pembuatan situs bersama untuk promosi produk IKM di Jakarta, Senin.

Menurut Fahmi, kenaikan harga BBM akan menyebabkan pengusaha melakukan berbagai penyesuaian, termasuk biaya dan harga produknya, hingga tercapai keseimbangan baru.

"Dengan harga yang (baru) terbentuk, secara nasional kita melakukan revisi pertumbuhan ekonomi. Tentu saja sektor-sektor tertentu yang terkena pengaruh gejolak, harga minyak, pangan dan moneter juga menetapkan angka-angka pertumbuhan di masing-masing sub sektor," jelasnya.

Departemen Perindustrian sebelumnya menargetkan pertumbuhan industri nasional sebesar 7,4 persen. Namun target itu direvisi menjadi 6,5 persen dan pada April direvisi kembali menjadi enam persen. (*)

Presiden Bertolak Menuju Jatim Untuk Memulai Safari Ramadhan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rabu siang ini memulai Safari Ramadhan di Jawa Timur, dengan mengunjungi PT Industri Kereta Api (Inka) di Madiun.

Presiden bersama Ibu Ani Yudhoyono dan rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Iswahyudi Madiun disambut penjabat Gubernur Jawa Timur, Setia Purwaka, dan langsung menuju PT Inka .

Di tempat tersebut, Presiden akan mendengarkan paparan Dirut PT Inka, Roos Diatmoko dan kemudian melakukan peninjauan pembuatan gerbong kereta api di perusahaan tersebut.

Pada sore hari, Presiden berencana mengunjungi Pondok Pesantren Modern Darussalam Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo.

Bertempat di depan Masjid Jami Gontor, Presiden akan mengikuti acara buka puasa bersama dengan sekitar 25.000 undangan dan masyarakat.

Sebelum Presiden memberikan wejangan, pimpinan Pondok Modern Darussalam K.H Abdullah Syukri Zarkasyi akan menyampaikan sambutan.

Usai berbuka puasa dan shalat maghrib, Presiden akan melakukan shalat Tarawih bersama dipimpin imam pimpinan Pondok Darussalam Hasan Abdullah Sahal.

Selanjutnya pada Kamis pagi (11/9), setelah bermalam di Hotel Merdeka Madiun, Presiden melanjutkan Safari Ramadhannya untuk mengunjungi Dusun Piyak, Desa Sembung, Kabupaten Perak, dengan menggunakan kereta api luar biasa dari Stasiun Kereta Madiun.

Dalam perjalanan menuju Stasiun Sembung, Presiden akan berhenti sejenak di Stasiun Nganjuk untuk menyapa masyarakat sekitar stasiun.

Selanjutnya, setelah tiba di Stasiun Sembung, Presiden menuju Balai Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, untuk berdialog dengan perajin yang terhimpun dalam sentra Industri Kecil Menengah (IKM) manik-manik kaca dan kelompok tani desa Gudo.

Kemudian pada pukul 11.30 WIB, Presiden dengan kereta api akan menuju Stasiun Gubeng, Surabaya, untuk kemudian menuju kantor PT Petrokimia Gresik.

Di tempat itu sekitar pukul 14.00 WIB, Presiden akan mendengarkan paparan Dirut Petrokimia, Arifin Tasrif dan meninjau perkembangan pabrik tersebut.

Setelah melakukan buka puasa bersama, shalat magrib di auditorium PT Petrokimia Gresik, Presiden akan menunaikan shalat Tarawih bersama di Masjid Sunan Giri Gresik.

Usai Tarawih, Presiden dan rombongan akan menuju Hotel Shangri-La, Surabaya, untuk bermalam dan kemudian pada Jumat (12/9) kembali ke Jakarta.

Safari Ramadhan ke Jatim ini merupakan pembuka rangkaian Safari Ramadhan ke kota-kota lainnya yang telah dijadwalkan, seperti Purwokerto, Tasikmalaya, dan Makassar.

Ikut dalam rombongan Presiden antara lain Menko Polhukam Widodo AS, Pelaksana Tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Rajasa, dan Menkominfo Muhammad Nuh. (*)

Pemerintah Didesak Segera Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Kalangan pengusaha mendesak pemerintah segera menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi agar anggaran negara tidak terbebani.

"(Harga BMM) Harus dinaikkan oleh pemerintah, apalagi ada perkiraan harga minyak bumi bisa naik sampai 140 dolar AS per barel. Tidak mungkin pemerintah bisa tahan menanggung subsidi," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, tidak ada jalan lain bagi pemerintah selain menaikkan harga BBM karena dengan harga minyak dunia yang 100 dolar AS per barel saja porsi subsidi minyak dan BBM, listrik dan makanan sudah lebih dari 20-25 persen.

"Kalau harga minyak naik lagi, nanti subsidi pemerintah bisa mencapai Rp300 triliun, sedangkan APBN cuma Rp900 triliun, itu tidak bisa ditahan. Tidak ada jalan lain," jelasnya.

Penghematan anggaran dari subsidi, lanjut Sofyan, sebaiknya digunakan untuk menjalankan proyek infrastruktur yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat sehingga daya beli masyakarat dapat dipertahankan.

"Lebih baik naikkan sekarang, semua tenang dan hitung berapa anggaran, kalau tidak kita bingung berapa mesti kita jual, biaya pokok kita berapa," tambahnya.

Wakil Ketua apindo, Djimanto mengatakan pengusaha meminta pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga produksi dapat dipertahankan. "Kami terjepit, daya beli masyarakat rendah karena pelemahan pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.


Naik 20 persen

Kalangan pengusaha mengusulkan kenaikan harga BBM antara 15-20 persen segera diberlakukan agar ada kepastian bagi dunia usaha untuk menghitung biaya produksi.

Djimanto mengusulkan kenaikan harga BBM 15 persen untuk harga minyak bumi 115 dolar AS per barel dilakukan secara bertahap.

"Misalnya, kalau mau menaikkan harga BBM 15 persen, maka selama tiga bulan dinaikkan bertahap sebesar lima persen," ujarnya.

Kenaikan secara bertahap akan membantu pengusaha dalam menyesuaikan perhitungan biaya produksi dan harga jual. Sedangkan Sofyan mengusulkan kenaikan harga hingga 20 persen dan dilakukan sekaligus agar tidak menimbulkan protes berkepanjangan di masyarakat.

"Kalau mau naikkan 20 persen pun kita terima dan secepat mungkin. Jangan menunggu lagi," ujar Sofyan

Ia mengingatkan agar pemerintah tidak menunda kenaikan harga BBM hingga sesudah Pemilu seperti yang terjadi pada 2005, sehingga kenaikannya melampaui 100 persen.

"Kalau kenaikan harga BMM 20 persen, inflasi pasti naik sedikit 1 persen. Itu OK saja selama rakyat ada uang untuk membeli," katanya.

Pengaruh kenaikan harga minyak bumi, lanjut Sofyan, telah mempengaruhiIndustri Kecil Menengah (IKM) yang mulai mengurangi produksi dan merumahkan tenaga kerjanya.

"Kalau produksi tidak ada yang beli kita harus turunkan kapasitas produksi dan mungkin harus merumahkan sebagian pekerja, pengusaha kecil dan menengah sudah lakukan itu,"jelasnya.

Sofyan memperkirakan pengurangan produksi industri besar akan terjadi akhir tahun. "Saya dengar ada negosiasi pengurangan permintaan dan penurunan harga Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dari AS. Kapasitas produksinya pun sudah turun kira-kira 10 persen," ujarnya.

Pengaruh kenaikan harga BBM, lanjut dia, juga akan mempengaruhi perbankan akibat ketidakmampuan industri membayar pinjaman.

"Kita harus bicara dengan bank untuk restruktur kredit karena tidak bisa bayar bunga bank. Bank harus siap-siap nanti terjadi banyak Non Performing Loan," katanya. (*)

Rizal Ramli: Fokus ke Sektor Riil Daripada "Buy Back"

Pemerintah sebaiknya fokus menggerakan sektor riil dari pada mengeluarkan dana Rp4 triliun untuk melakukan "buy back" saham BUMN, kata Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli di Jakarta, Senin.

"Bagusnya uang dipakai untuk sektor riil saja dapat bergerak, tingkatkan kapasitas industri, dukung Industri Kecil Menengah (IKM) itu baru pro rakyat," katanya.

Dia mengatakan upaya "buy back" yang dilakukan pemerintah bukan lah hal yang bagus. Karena saat ini yang bermain di bursa saham 60 persen merupakan pemain asing, hanya 40 persen saja pemain lokal.

Menurut dia, saat ini ada 200.000 pemain lokal yang bermain di bursa saham, 50 persen tidak mempunyai uang hanya dipinjam namanya. Hanya sekitar 30.000 pemain saham lokal yang mempunyai uang, karena itu upaya "buy back" hanya menguntungkan pemain bursa asing.

"Saat untung mereka (pemain saham) diam, tapi saat buruk mereka menuntut campur tangan pemerintah. Saat untung jadi hak privat, saat rugi urusan pemerintah," ujar dia.

Lebih lanjut, Mantan Menko Perekonomian ini menjelaskan bahwa paradigma pemerintah yang menggunakan sistem neo liberal membuat spekulan-spekulan semakin banyak masuk sehingga aliran "uang panas" semakin besar.

Dia mengatakan Amerika Serikat memang awalnya menggunakan sistem kapitalisme produktif sehingga masih ada hasil nyatanya, tetapi kelemahannya sistem ini tidak dapat mengatasi ketidakadilan.

Namun, dia menambahkan, dalam 20 tahun terakhir sistem yang digunakan Amerika Serikat berubah menjadi kapitalisme spekulatif.

"Terbukti ada sektor keuangan yang hanya dagang kertas tapi tidak ada riil barang dan jasanya," ujar dia.(*)

Utilisasi Industri Tahu Tempe Anjlok

Pemanfaatan kapasitas (utilisasi) industri tahu tempe anjlok sekitar 60-65 persen dalam 6-7 bulan terakhir menyusul naiknya harga kacang kedelai di pasar internasional yang berdampak pada naiknya harga kedelai di dalam negeri.

"Tingkat utilisasi usaha tahu tempe pada 2007 mengalami penurunan yaitu antara 60-65 persen pada 2007 akibat terhentinya produksi dan pengurangan volume produksi yang sifatnya sementara," kata Menperin Fahmi Idris pada Raker Gabungan dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Selasa.

Hadir dalam raker tersebut adalah Mendag Mari E Pangestu, Mentan Anton Apriyantono, Meneg Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar, dan sejumlah asosiasi industri tempe dan tahu.

Fahmi menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir sebenarnya terjadi pertumbuhan jumlah usaha industri tahu tempe yang banyak digeluti Industri Kecil Menengah (IKM) sebesar rata-rata 0,5 persen per tahun, dengan tingkat utilisasi sebesar 80-85 persen.

Pada 2004 jumlah IKM tahu tempe mencapai sekitar 84,1 ribu unit usaha dengan produksi sebesar 2,39 juta ton, dan naik menjadi 84,5 ribu unit usaha pada 2005 dengan produksi sekitar 2,56 juta ton.

Pertumbuhan masih terjadi pada 2006 dengan jumlah unit usaha mencapai 84,9 ribu unit usaha dan produksi mencapai 2,67 juta ton. Namun pada 2007 jumlah unit usaha mengalami stagnasi, dengan jumlah produksi turun menjadi 2,17 juta ton.

"Dari kondisi tersebut jelas bahwa naiknya harga kedelai yang mencapai Rp7.000 - Rp8.000 per kilogram menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan IKM tahu tempe," ujarnya.

Kenaikan harga kedelai, lanjut dia, memicu kenaikan modal kerja, berkurang pendapatan bagi perajin maupun pekerja, serta berkurangnya tenaga kerja di IKM tempe. Kebutuhan kedelai IKM tempe dan tahu sendiri mencapai sekitar 1,16 juta ton per tahun.

Sementara itu, kinerja industri berbasis kacang kedelai lainnya seperti kecap nampaknya tidak terganggu kenaikan harga bahan baku tersebut. Berdasarkan data Depperin ada tiga industri besar kecap yaitu Heinz ABC, Indofood, dan Unilever (Kecap Bango) yang tidak terpengaruh.

Pada 2005 produksi ketiga produsen kecap terbesar tersebut mencapai 117.311 ton dan naik menjadi 117.605 ton pada 2006, serta tetap tumbuh pada 2007 menjadi 117.900 ton. Ketiga industri besar tersebut membutuhkan kedelai sekitar 15.751 ton.

Lebih jauh Fahmi untuk melindung IKM tempe dan tahu, pemerintah memasukkan industri tersebut sebagai bidang usaha tertutup bagi penanaman modal kecuali dilakukan pola kemitraan. (*)

Harga Produk Makanan Diprediksi Naik Februari

Harga produk makanan diprediksi naik 5-10 persen pada awal Februari 2008, sebagai dampak naiknya harga bahan kebutuhan pokok, seperti telur ayam broiler, minyak goreng, beras, tepung terigu serta kacang kedelai.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Jawa Timur, Yapto Willy Sinatra SH di Surabaya, Kamis, menyatakan, selama lima bulan terakhir, industri di Indonesia khususnya Jatim menanggung beban berat akibat naiknya upah tenaga kerja 15 persen, BBM industri antara 10-15 persen, PLN dan gas 10 persen, minyak goreng 15 persen dan tepung terigu serta kacang kedelai hampir 100 persen.

Dengan kondisi tersebut, kebanyakan industri rumah tangga, UKM, dan Industri Kecil Menengah (IKM) siap gulung tikar. Tetapi bagi industi besar akan tetap bertahan hingga kondisi harga bahan pokok di pasar stabil.

Pengusaha industri makanan yang berskala UKM dan "home" industri jika ingin tetap eksis, proses produksi tetap jalan, dan pekerja tidak di Putus Hubungan Kerja (PHK), maka harga makanan dan minuman (mamin) harus disesuaikan minimal 5-10 persen.

"Idealnya, penyesuaian/kenaikannya 20 persen. Tapi jika ini diterapkan, daya beli masyarakat akan menurun," katanya menegaskan.

Menurut dia, kenaikan harga mamin 10 persen bagi pengusaha sebenarnya tidak untung dan tidak rugi, artinya pengusaha hanya menjaga agar kelangsungan usaha tetap bertahan dan menghindari adanya PHK massal. Untuk bisa bertahan, pengusaha menyiasati dengan melakukan pengurangan ukuran dan volume produk serta tidak menaikan harga.

Ia mencontohkan tahu, sebelum kedelai naik ukuran tahu panjang 10 cm tebal lima cm, kini setelah kedelai naik ukurannya menjadi tujuh cm dan tebal tiga cm, namun harganya tetap.

Dengan naiknya kedelai dan tepung terigu, pemerintah cepat mengambil keputusan dengan menghapus bea masuk impor kedelai dari 10 menjadi nol persen, sedang bea masuk impor tepung terigu dari lima menjadi nol persen.

Tindakan pemerintah tersebut, disambut baik pengusaha mamin di Jatim. Karena dengan dihapusnya bea masuk impor diharapkan para pelaku pasar bisa membantu pemerintah ikut menjaga kestabilan harga kedelai dan tepung terigu di dalam negeri, katanya menambahkan.

Sedangkan untuk industri minuman sedikit bisa bertahan, meski omzet penjualannya menurun 30 persen. Turunnya omzet bukan karena harganya naik melainkan faktor cuaca, karena pada musim hujan permintaan pasar menurun.

Berikut data harga bahan pokok industri makanan dan minuman dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim dan pantauan di Pasar Wonokromo DTC, Pasar Genteng dan Pasar Tambakrejo Surabaya, Kamis 24 Januari 2008.

Beras medium IR 64 Rp5.200-5.500/kg, jagung pipilan Rp3.500/kg, gula pasir Rp6.000/kg, tepung terigu segitiga biru Rp7.200-7.500/kg, kacang kedelai Rp7.500/kg, kacang tanah Rp12.500/kg, kacang hijau Rp7.500/kg, minyak goreng curah Rp10.500/kg dan telur ayam broiler Rp10.000/kg.(*)

Pergantian Pemimpin ASEAN Hambat Integrasi Ekonomi

Mantan Menteri Perdagangan Thailand, Narongchai Akrasanee, memperkirakan pergantian pemimpin negara di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dapat menghambat pencapaian integrasi ekonomi regional (ASEAN Economic Community/AEC) yang ditargetkan tercapai pada 2015.

"Agar integrasi ekonomi ASEAN sukses dan tepat waktu tercapai pada 2015, maka perlu kepemimpinan yang kuat dan stabil di ASEAN," katanya di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, peralihan rejim yang terjadi di Indonesia pada 1998, Malaysia yang mengalami transisi dari kepemimpinan Mahathir, serta perubahan kepemimpinan di Thailand sendiri.

"Dengan adanya perubahan situasi politik itu, akan sulit bagi kita untuk mengharapkan AEC tercapai pada 2015," ujarnya.

Menurut Aksaranee, dalam implementasi kesepakatan perdagangan bebas, setiap pemerintah perlu memiliki kebijakan yang membantu dan memfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) untuk bisa tetap bersaing.

"Ini tidak bisa diabaikan terutama karena kita makin berkompetisi di bidang kreatif," ujarnya.

Ia menilai AEC bukan hanya sebagai solusi bagi persaingan global namun juga masalah terutama dalam mencapai tujuan kesejahteraan bersama.

"Kita bisa tidak terlalu diuntungkan dalam proses regionalisasi ini. Misalnya soal liberalisasi jasa, itu sangat sulit untuk diterapkan, juga soal investasi dan penyediaan jasa," katanya menambahkan. (*)

Pemerintah akan Fokus Perkuat Industri Tahu Tempe

Pemerintah melalui Departemen Perindustrian (Depperin) akan fokus memperkuat Industri Kecil Menengah (IKM) tahu tempe dalam jangka menengah maupun panjang, sehingga mampu menghadapi gejolak apa pun termasuk harga kedelai dunia.

"Kami lebih fokus pada upaya perbaikan proses produksi, bagaimana IKM tempe dan tahu mampu berproduksi dengan benar," ujar Dirjen IKM Depperin, Fauzi Aziz, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan anggaran Depperin untuk IKM lebih pada program penguatan IKM agar mampu mandiri dan berdaya saing.

"Kami tidak memberi bantuan berupa modal kerja," ujarnya menjawab pertanyaan kemungkinan Depperin memberi bantuan modal kerja di tengah naiknya biaya produksi tempe tahu akibat naiknya harga kedele.

Ia mengatakan penurunan bea masuk (BM) kedele bisa menjadi "obat" sementara guna meringankan biaya produksi IKM tempe dan tahu, yang selama ini mengandalkan bahan baku kedele impor.

"Sekitar 70-80 persen kedele untuk IKM tempe dan tahu, masih diimpor, sementara produksi kedele domestik mengalami penurunan. Produksi kedela domestik tahun lalu hanya sekitar 610 ribu sampai 620 ribu," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Fauzi yang juga hadir pada rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian yang antara lain membahas rencana penurunan BM kedele, Mentan mendukung rencana pemerintah menurunkan BM impor kedele.

Apalagi, kata dia, Mentan mengakui saat ini lahan pertanian kedele juga mengalami penurunan karena petani mengalihkan tanamannya. Ia mencatat sekitar 18 persen lahan kedele beralih ke Jagung, dan empat persen ke padi.

Padahal di satu sisi, permintaan tempe dan tahu terus meningkat, sementara produksi domestik tidak bisa diandalkan dan harga kedele dunia melonjak dari 300 dolar AS menjadi 600 dolar AS per ton.

Oleh karena itu, kata dia, kenaikan harga kedele sangat memukul IKM tempe dan tahu yang jumlahnya mencapai sekitar 92 ribu unit usaha.

"Sebagian besar atau 80 persen berada di Pulau Jawa, dan sisanya 20 persen berada di luar Jawa," katanya. (*)

Senin, 10 November 2008

Koperasi Lemah Karena Tak Punya Divisi SDM

Menteri Koperasi dan UKM, Drs.H. Surya Dharma Ali, menilai lemahnya pengelola koperasi di Indonesia selama ini akibat tidak adanya divisi khusus mengenai sumber daya manusia (SDM).

"Akibat belum adanya divisi khusus mengenai manajemen SDM itu, maka banyak pengelola koperasi kwalitas SDM-nya rendah bahkan tidak tamat SLTP," kata Menkop dan UKM ketika menyampaikan ceramah ilmiah di kampus Universitas Muhammadiyah Palembang, Senin.

Menurut dia, kemampuan pengelola koperasi di Tanah Air dibandingkan dengan di luar negeri sangat jauh berbeda, bahkan di luar negeri SDM pengelolanya mampu menjalankan usaha dengan baik hingga monopoli.

Sangat ironis, bila hasil atau bahan bakunya dari negeri sendiri di ekspor, lalu setelah menjadi bahan jadi seperti mainan anak-anak yang dari luar negeri itu seperti dari China dijual kembali di Indonesia dengan harga tinggi.

"Andaikan kualitas SDM kita baik dan mampu bersaing dan bisa mengolah sendiri, kenapa tidak diproduksi lalu dijual di negara sendiri dengan harga lebih murah," katanya.

Ia mencontohkan, salah satu pengelola hasil garmen di Indonesia hanya mampu rata-rata memproduksi delapan stel pakaian jadi, sementara di luar negeri rata-rata mampu 20 stel per hari perbandingannya sangat jauh.

Permasalahan tersebut menjadi salah satu program pihak kementrian koperasi yakni berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan mengupayakan setiap perusahaan termasuk usaha industri kecil koperasi dan usaha menengah harus meningkatkan kemampuan mengelola divisi khusus SDM dengan baik agar kualitas produk yang dihasilkan mempunyai nilai jual tinggi untuk kesejahteraan rakyat, katanya.

Ia mengatakan, setiap usaha apakah itu usaha Industri Kecil Menengah (IKM)
dan koperasi atau perusahaan industri lainnya manajemennya termasuk di perguruan tinggi negeri dan swasta harus memiliki divisi khusus masalah SDM.

"Kalau semuanya itu telah memiliki sekaligus mampu pengelola divisi khusus SDM dengan baik, diharapkan hasilnya akan jauh lebih baik sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia," tambahnya.

Kehadiran Menkop dan UKM yang didampingi Gubernur Sumsel, H. Syahrial Oesman di kampus salah satu perguruan tinggi swasta di provinsi tersebut dalam rangka menghadiri wisuda lulusan program pasca sarjana strata-2, sekaligus menyampaikan ceramah ilmiah.(*)

Penyerapan Anggaran Deperin Capai 12,97 Persen

Penyerapan Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA) Departemen Perindustrian pada Januari sampai 15 Mei 2007 mencapai 12,97 persen dari total anggaran tahun ini sebesar Rp1,899 triliun.

Hal itu dikemukakan Sekjen Deperin, Agus Tjahajana, pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR yang membahas serapan anggaran 2007 dan RAPBN 2008, di Jakarta, Senin.

"Pencapaian realisasi anggaran Deperin per Mei 2007 masih rendah," ujar Agus mengakui.

Hal itu, kata dia, antara lain disebabkan oleh sejumlah kegiatan yang harus melalui proses lelang belum sepenuhnya teralisasi pembayarannya.

Ia mencontohkan bantuan pengadaan mesin peralatan usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah sebesar Rp106 miliar atau 22 persen dari alokasi anggaran Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM)
meskipun telah selesai lelangnya, namun belum dilakukan pembayaran.

Demikian pula dengan program pembangunan pabrik biodiesel skala kecil beserta peralatan sebesar Rp69 miliar atau 36,5 persen dari alokasi anggaran Dirjen Industri Agro dan Kimia masih dalam proses tender.

Selain itu, lanjut Agus, kegiatan swakelola seperti workshop dan sosialisasi serta pelatihan belum dilaksanakan, karena menunggu hasil studi pihak ketiga yang dilakukan melalui proses lelang.

Agus juga mengatakan hambatan lain yang menyebabkan masih rendahnya daya serap anggaran Deperin adalah lambannya persetujuan anggaran restrukturisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) oleh Departemen Keuangan sebesar Rp255 miliar.

"Anggaran restrukturisasi TPT tersebut baru disetujui pada Mei 2007, padahal anggaran tersebut 71,42 persen dari alokasi anggaran Dirjen ILMTA (Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka)," katanya.

Sementara itu, Sekjen Departemen Perdagangan, Hatanto Reksodiputro, mengatakan sampai akhir April 2007 penyerapan anggaran departemen tersebut mencapai sekitar 16,28 persen dari total anggaran 2007 sebesar Rp1,604triliun.

"Penyerapan anggaran lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,7 persen," katanya. (*)

Astra akan Biayai Industri Kecil Komponen Rp600 Miliar

Grup Astra berkomitmen membantu pembiayaan Industri Kecil Menengah (IKM)
komponen otomotif dan alat berat di beberapa daerah di Indonesia dengan menyediakan dana Rp600 miliar.

Menurut Dirjen Industri Kecil dan Menengah Departemen Perindustrian Fauzi Aziz, Grup Astra sudah berkomitmen membantu menyediakan bahan baku bagi industri kecil bidang otomotif itu.

Grup Astra sepakat dari 6.000 jenis komponen dalam industri otomotif dan alat berat akan disubkontrakkan dan dikerjakan oleh IKM, kata Fauzi di Jakarta, Selasa.

Astra memilih menyerahkan produksi komponen melalui out sourching karena dinilai lebih ekonomis.

"Kita harap pengenbangan IKM ini akan lebih mengakar dengan cara tersebut. Buat saya tidak masalah siapa yang mengembangkan hal tersebut," ujar dia.

Saat ini, menurut dia, ada dua sentra IKM khusus untuk produk komponen otomotif dan alat berat terbesar, yakni di Cibatu Sukabumi dan Tegal.

"Produknya tentu tidak butuh proses yang mementingkan presisi. Astra sendiri membeli komponen tersebut melalui vendor baru ke pengerajin," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, di Sukabumi sendiri ada perusahan Alfindo yang berskala menengah mampu menghasilkan 5.000 item komponen per hari. Jumlah tersebut harus dapat dipenuhi pengerajin per hari agar pesanan dapat terus berlanjut, karena itu pengerajin beroperasi dua shift dalam satu hari.
(*)
19/08/08 19:44