Selasa, 18 November 2008

Pergantian Pemimpin ASEAN Hambat Integrasi Ekonomi

Mantan Menteri Perdagangan Thailand, Narongchai Akrasanee, memperkirakan pergantian pemimpin negara di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dapat menghambat pencapaian integrasi ekonomi regional (ASEAN Economic Community/AEC) yang ditargetkan tercapai pada 2015.

"Agar integrasi ekonomi ASEAN sukses dan tepat waktu tercapai pada 2015, maka perlu kepemimpinan yang kuat dan stabil di ASEAN," katanya di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, peralihan rejim yang terjadi di Indonesia pada 1998, Malaysia yang mengalami transisi dari kepemimpinan Mahathir, serta perubahan kepemimpinan di Thailand sendiri.

"Dengan adanya perubahan situasi politik itu, akan sulit bagi kita untuk mengharapkan AEC tercapai pada 2015," ujarnya.

Menurut Aksaranee, dalam implementasi kesepakatan perdagangan bebas, setiap pemerintah perlu memiliki kebijakan yang membantu dan memfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) untuk bisa tetap bersaing.

"Ini tidak bisa diabaikan terutama karena kita makin berkompetisi di bidang kreatif," ujarnya.

Ia menilai AEC bukan hanya sebagai solusi bagi persaingan global namun juga masalah terutama dalam mencapai tujuan kesejahteraan bersama.

"Kita bisa tidak terlalu diuntungkan dalam proses regionalisasi ini. Misalnya soal liberalisasi jasa, itu sangat sulit untuk diterapkan, juga soal investasi dan penyediaan jasa," katanya menambahkan. (*)

Tidak ada komentar: