Selasa, 18 November 2008

Pertumbuhan Industri Diprediksi Tertekan Jadi 5-5,5 Persen

Gejolak perekonomian dunia yang dipengaruhi kenaikan harga minyak bumi, pangan, dan masalah moneter yang berujung pada rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan dapat menekan pertumbuhan industri nasional hingga berkisar antara 5-5,5 persen.

"Bisa jadi (demikian)," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris, seusai penandatanganan nota kesepahaman Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) dengan Mitsubishi Corporation mengenai pembuatan situs bersama untuk promosi produk IKM di Jakarta, Senin.

Menurut Fahmi, kenaikan harga BBM akan menyebabkan pengusaha melakukan berbagai penyesuaian, termasuk biaya dan harga produknya, hingga tercapai keseimbangan baru.

"Dengan harga yang (baru) terbentuk, secara nasional kita melakukan revisi pertumbuhan ekonomi. Tentu saja sektor-sektor tertentu yang terkena pengaruh gejolak, harga minyak, pangan dan moneter juga menetapkan angka-angka pertumbuhan di masing-masing sub sektor," jelasnya.

Departemen Perindustrian sebelumnya menargetkan pertumbuhan industri nasional sebesar 7,4 persen. Namun target itu direvisi menjadi 6,5 persen dan pada April direvisi kembali menjadi enam persen. (*)

Tidak ada komentar: